Buat kamu yang rutin impor dari China, peak season adalah momen paling menantang dalam siklus logistik setiap tahun. Periode ini sering membuat waktu pengiriman yang biasanya 10–14 hari berubah menjadi 25–35 hari, harga freight naik signifikan, space terbatas, dan proses bea cukai berjalan lebih lambat.
Banyak importir kehilangan momentum penjualan hanya karena salah perhitungan waktu dan tidak siap menghadapi lonjakan volume logistik global. Di artikel ini, kita bahas apa itu peak season, penyebab keterlambatan yang sering terjadi, dan strategi praktis untuk menjaga pengiriman tetap stabil.
Daftar Isi
ToggleApa Itu Peak Season dalam Impor?
Peak season adalah periode ketika volume pengiriman global meningkat drastis sehingga sistem logistik menjadi penuh dan padat. Dalam konteks impor dari China, peak season biasanya terjadi pada periode seperti:
- Campaign promo 9.9, 10.10, 11.11, 12.12
- Menjelang Natal & Tahun Baru
- Menjelang Imlek (Chinese New Year)
- Musim back to school & festival tertentu
Pada waktu ini, supplier, pabrik, forwarder, pelabuhan, hingga bea cukai bekerja dalam kondisi traffic jauh lebih tinggi dibanding hari biasa.
Kenapa Lead Time Bisa Molor Saat Peak Season?
Banyak importir baru mengira keterlambatan hanya karena forwarder. Padahal kenyataannya, delay terjadi karena proses logistik global yang penuh dan berantai.
Beberapa faktor utama penyebab lead time mundur:
1. Space Kontainer & Kapal Terbatas
Lonjakan pengiriman membuat kapasitas penuh lebih cepat. Barang yang tidak kebagian space bisa mengalami rollover, yaitu pindah ke jadwal kapal berikutnya.
2. Kenaikan Biaya Freight
Ketika kapasitas terbatas, biaya pengiriman otomatis naik. Pada periode padat, tarif bisa meningkat 20–40% dibanding periode normal.
3. Penumpukan di Pelabuhan & Warehouse
Jumlah kontainer yang masuk dan keluar meningkat drastis, membuat proses pemeriksaan, loading, dan customs clearance lebih lambat.
4. Overload Cargo & Spill Over
Kelebihan muatan membuat sebagian barang harus menunggu jadwal pengiriman selanjutnya.
5. Keterbatasan Tenaga Operasional
Menjelang Imlek, banyak pabrik dan gudang mengurangi jam kerja atau tutup lebih awal sehingga pengiriman menumpuk sebelum keberangkatan terakhir.
Dampaknya untuk Bisnis Importir
Peak season tidak hanya soal barang datang lebih lama. Dampaknya bisa langsung terasa ke bisnis:
- Restock terlambat saat permintaan sedang tinggi
- Cash flow terganggu karena modal tertahan di inventory
- Margin menurun karena biaya logistik naik
- Customer komplain karena barang telat
- Ketinggalan momentum seasonal sales
Banyak importir akhirnya terpaksa beli barang dadakan dengan biaya jauh lebih tinggi atau terpaksa diskon besar supaya inventory cepat bergerak.
Strategi Menghadapi Peak Season
Peak season tidak bisa dihindari, tapi bisa dipersiapkan. Berikut strategi yang terbukti efektif menjaga pengiriman tetap stabil:
1. Rencanakan Lebih Awal
Idealnya pengiriman dilakukan 45–60 hari sebelum puncak musim untuk menghindari antrian panjang.
2. Siapkan Safety Stock
Hitung kebutuhan berdasarkan data penjualan sebelumnya agar bisnis tetap jalan meski terjadi delay.
3. Bagi Pengiriman Menjadi Batch
Lebih aman daripada mengirim satu kali dalam jumlah besar untuk mengurangi risiko keterlambatan total.
4. Hindari Barang High Risk Selama Peak Season
Barang kategori sensitif lebih rentan terkena proses pemeriksaan tambahan.
5. Pantau Perkembangan Lead Time
Informasi update sangat penting untuk pengambilan keputusan cepat.
6. Konsultasikan Timeline dengan Supplier Lebih Awal
Jangan menunggu mepet event besar.
Kapan Mulai Persiapan Peak Season?
Sebagai panduan umum:
- Peak akhir tahun → mulai sejak September–Oktober
- Menjelang Imlek → mulai minimal 60 hari sebelum pabrik tutup
- Promo e-commerce 9.9–12.12 → hindari kirim tepat setelah tanggal event
Importir yang mempersiapkan lebih awal biasanya mendapat space lebih aman, biaya lebih terkontrol, dan lead time lebih stabil.
Kesimpulan
Peak season adalah periode paling kritis dalam operasional impor, karena sistem logistik global bekerja dalam tekanan maksimal. Lead time lebih panjang, biaya meningkat, dan proses lebih ketat adalah kondisi normal di periode ini, bukan kesalahan satu pihak.
Dengan perencanaan lebih awal, strategi stok, pembagian batch, dan kontrol timeline, importir dapat tetap menjaga stabilitas supply dan menangkap momentum penjualan secara maksimal.
Semakin cepat persiapan dilakukan, semakin kecil risiko yang harus ditanggung.




